Notowinarto dan Lani Puspita

(Dosen Prodi Biologi – FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam)

Pendahuluan

Ikan teri (Stolephorus spp) atau ikan bilis adalah salah satu jenis ikan yang populer di kalangan penduduk Indonesia. Ukuran panjang tubuh 6 – 9 cm, tergolong jenis ikan bersifat pelagik kecil yang hidup secara bergerombol pada kawasan perairan dangkal maupun dalam dengan tingkat kadar garam (salinitas) rendah antara 10-15 per-mil (Hardenberg, 1934 dalam Effendie, 2002). Teri (Stolephorus spp) terdapat diseluruh perairan pantai di Indonesia dijumpai ± 12 jenis  (Pottler and Nurhakim, 2003). Secara biologi reproduksi ikan teri dapat memijah sepanjang tahun dan makanan utama adalah berbagai jenis plankton (Nontji, 1993 dalam Mulyani, S., 2004).

Kondisi umum sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya yang dapat dipulihkan (renewable) dan bersifat kepemilikan umum (common property), sehingga siapapun boleh memanfaatkannya (open access resources). Maka untuk menjaga keseimbangannya dan akan sia-sia bila tidak dimanfaatkan serta mengandung implikasi bahwa pengelolaannya harus berhati-hati dan penuh bijaksana dalam memanfaafkan sumberdaya ikan, sehingga aliran manfaatnya akan berjalan terus-menerus sepanjang masa (Nikijuluw, 2002 dalam Mulyani, 2004). Dengan sifat ikan yang secara alami dapat memperbaharui sendiri (renewabel), diperlukan suatu pengelolaan yang dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan potensi dan daya dukung lingkungannya. Apabila tingkat pemanfaatannya terIalu besar atau tidak memperhitungkan daya dukung lingkungan yang tersedia dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi pengembangan usaha perikanan di masa mendatang. Menurut Dahuri (2004) dalam Renstra DKP (2005) menyatakan bahwa hingga saat ini sebagian besar sumberdaya perikanan dimanfaatkan oleh para pengusaha perikanan skala besar, sedangkan kecil perikanan rakyat telah semakin terpuruk. Keadaan usaha mereka pada umumnya masih sangat sederhana, menggunakan alat tangkap tradisional, jangkauan usaha yang masih terbatas di perairan pantai, dan produktifitasnya relatif rendah sehingga efektifitas dan efisiensinya belum optimal.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.