Ramses

Dosen Tetap Prodi Pendidikan Biologi UNRIKA Batam

ramsesAbstak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antagonism bakteri Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp terhadap Vibrio Parahaemolyticus secara in vitro. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Uji antagonism dilakukan dengan dua metode yaitu uji gores silang (streaking method) dan uji dalam mikrokosom.

Bakteri Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp diisolasi dari produk Super NB (produksi Marindo Lab, Surabaya) sedangkan Vibrio Parahaemolyticus diperoleh dalam bentuk isolate murni yang didatangkan dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Jepara yang diisolasi dari udang windu yang terserang penyakit vibriosis. Perlakuan yang diberikan dalam mikrokosom adalah Bacillus  sp (kontrol), sedangkan konsentrasi awal V. Parahaemolyticus pada masing-masing perlakuan adalah 104 sel/ml. hal yang sama juga dilakukan pada Pseudomonas  sp.

Hasil uji antagonis Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp pada gores silang tidak memberikan hambatan yang berarti terhadap pertumbuhan V. Parahaemolyticus (tidak terlihat zona hambat yang jelas). Pada antagonism dalam mikrokosom Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp mampu menghambat V. Parahaemolyticus secara nyata. Dari hasil uji signifikan (uji-t) semua perlakuan pada antagonism Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp terhadap V. Parahaemolyticus menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan control. Pada penelitian ini perlakuan Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp 106 sel/ml memberikan daya hambat paling besar terhadap V.parahaemolyticus (berbeda sangat nyata dengan Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp 102 dan 104 sel/ml) pada tingkat kepercayaan 99% (? = 0,01).

 

Kata kunci: Antagonisme, Bakteri, Patogen, Mikrokosom

 1.            Pendahuluan

Penyakit vibriosis pada udang sering menyebabkan mortalitas massal dan kegagalan panen pada pertambangan udang di Indonesia dan negara penghasil udang lainya.

Penyakit vibriosis yang sering menyerang udang pada stadia larva, pasca larva dan udang muda disebabkan oleh beberapa spesies bakteri Vibrio antara lain: Vibrio parahaemolyticus, V. alginolyticus V. angguillaru, V. vulnivicus dan V. flupialis (LIGHTNER, 1988). Bakteri Vibrio Parahaemolyticus adalah bakteri gram negative yang dikenal sebagai penyakit yang sangat akut dan ganas. Bakteri Vibrio Parahaemolyticus merupakan bakteri laut asli yang dapat diisolasi dari biota laut, rumput laut, air laut dan air payau.

Penerapan teknologi dalam upaya penanggulangan penyakit bacterial telah banyak dilakukan, mulai dari pencegahan sampai tindakan pengobatan dengan menggunakan berbagai antibiotic. Kebiasaan menggunakan antibiotic ini menimbulkan dampak negative, tidak hanya mengakibatkan bakteri pathogen menjadi resisten, tetapi juga berdampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Pengendalian secara biologis merupakan teknik alternative untuk mengendalikan serangan penyakit bakteri pada udang. Penggunaan bakteri seperti super NB sebagai pengendalian secara biologis dalam budidaya udang.  Seperti yang telah banyak digunakan pada tambak-tambak pembesaran dengan fungsi lain menekan pertumbuhan bakteri yang merugikan, dan mengurangi resiko timbulnya penyakit. Disamping itu  bakteri Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp sebagai bakteri yang mempunyai kemampuan untuk menghambat dan memproduksi antibiotik terhadap Vibrio cholera. Adanya sifat antagonisme dari suatu bakteri terhadap bakteri lain dapat dikembangkan menjadi suatu teknologi di dalam penganggulangan penyakit vibriosis pada udang. Dalam penelitian ini, peneliti coba menguji kemampuan Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp menghambat bakteri pathogen khususnya Vibrio Parahaemolyticus secara in vitro.

  1. 2.            Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya respon antagonisme bakteri Bacillus sp dan Pseudomonas  sp terhadap bakteri patogen Vibrio Parahaemolyticus secara in vitro.

 

Hipotesis

Untuk menduga adanya respon antagonisme pada penelitian ini dinyatakan dengan adanya penekanan pertumbuhan Vibrio Parahaemolyticus pada biakan campuran yang diinokulasikan bakteri penghambat (Bacillus sp dan Pseudomonas sp) dibanding dengan control yang dinyatakan dengan hipotesis: tidak adanya efek antagonisme dengan pemanbahan bakteri Bacillus  sp dan Pseudomonas  sp pada konsentrasi 102, 104 dan 106 sel/ml terhadap Vibrio parahaemolyticus.