Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL ) merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi para mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Riau Kepulauan, mahasiswa diharuskan melakukan KKL sekaligus penelitian terhadap objek objek sejarah, kali ini objek sejarah yang diteliti adalah Makan Temenggung Abdul Jamal, kegiatan ini merupakan kegiatan KKL ke tiga yang dilaksanakab para mahasiswa Pendidikan Sejarah, sebelumnya para mahasiswa juga telah mengadakan KKL di Propinsi Sumatra Utara

Makam Temenggung Abdul Jamal merupakan pilihan yang tepat bagi mahasiwa Pendidikan sejarah , menmgingat begitu pentingnya sepak terjang Temenggung semasa hidupnya terutama di kerajaan Melayu Johor .Sementara bagi masyarakat Batam sendiri nama Temenggung Abdul Jamal bukanlah nama asing, terutama semenjak pemerintah Kota Batam memberikan nama Temunggung Abdul Jamal untuk Stadion sepak Bola Utama di batam yang berlokasi di Batam.

 

       Rombongan mahasiswa yang berjumlah sekitar 60  orang ini  berangkat pada hari Minggu Tanggal 27 Mei 2012 , setelah mengadakan perjalanan darat dari kampus Unrika selama setengah Jam perjalanan rombongan beralih  menggunakan Boat Pancung untuk menuju lokasi makam, Sesampainya rombongan peserta KKL di tempat lokasinya yaitu makam Temunggung Abdul Jamal rombongan  langsung disambut oleh para warga disana dan juga juru kunci  dan sekaligus mengelilingi lokasi  makam tersebut, tidak lupa  sambil bergotong royong membersihkan ranting-rantinng dan daun daun yang kering setelah itu peserta  diajak di suatu tempat yaitu Musholla untuk menyimak penjelasan sejarahTemunggung Abdul Jamal oleh juru kunci disana yang bernama Bapak Mustofa

         Dalam ulasannya bapak Mustafa menyampaikan bahwa MakamTemenggung Abdul Jamal terletak di Pulau Bulang Lintang, Kecamatan Bulang.Dari berbagai catatan menyebut, Temenggung Abdul Jamal merupakan salah satu temenggung yang memerintah pada masa Kerajaan Riau Lingga.Temenggung sendiri adalah gelar pembesar di bawah raja atau sultan yang dikenal dalam system pemerintahan Kerajaan Melayu Johor-Riau.Dengan gelar  tersebut, kala ituTemenggung Abdul Jamal secara otomatis memiliki mahar kebesaran berupa cap dan sebuah bendera yang diberi nama fajar menyingsing. Lahirpa data hun 1720, Temenggung Abdul Jamal adalah putra dari Tun Abbas, Datuk Bendahara Si Maha Raja Johor Ibnu Sultan Abdul Jalil Riayatsyah.Ia menetap di Bulang Lintang ini hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di sana bersama dengan istrinya yakni Raja Maimunah. Mayarakat setempat memperkirakan, makam-makam lain yang berada di kawasan ini juga masih merupakan anggota keluarga temenggung. pungkas nya.